Perdana Menteri Qatar, Syekh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, mengumumkan bahwa negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan.
Kesepakatan gencatan senjata ini tercapai setelah 15 bulan konflik yang telah menewaskan hampir 46 ribu warga Palestina dan meningkatkan ketegangan di Timur Tengah.
Setelah negosiasi panjang yang berlangsung selama berbulan-bulan dengan Mesir dan Qatar sebagai mediator serta dukungan dari Amerika Serikat, gencatan senjata akan mulai diberlakukan pada Minggu 19 Januari 2025.
“Dua pihak yang bertikai di Gaza telah sepakat untuk pertukaran sandera, dengan harapan gencatan senjata tersebut bersifat permanen,” kata Syeikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassin Al-Thani, dikutip Kamis (16/01/2025).
Gencatan senjata yang terjadi akan berlaku selama 42 hari, dan nantinya akan dibagi menjadi beberapa tahap. Pada tahap pertama, 33 orang Israel yang disandera hamas pada 07 Oktober 2023 akan dilepaskan.
“Pada tahap pertama ini pula, tentara Israel akan mundur dari Gaza dan ditempatkan pada perbatasan,” kata Perdana Menteri Qatar.
Sedangkan, untuk para sandera Palestina ini akan dilepas pada gencatan senjata tahap dua dan tiga. Pasalnya, Israel sendiri masi menyusun jumlah sandera yang akan dilepaskan.
“Pembebasan sandera Palestina masih disusun Israel, finalisasinya kemungkinan pada 42 hari gencatan senjata ini, tapi kami berharap beberapa hari ke depan tak ada lagi operasi militer di Gaza,” pungkasnya.