Pemerintah Kota Gorontalo resmi mengambil alih 152 kios Pasar Sentral yang dibiarkan tutup atau tidak dimanfaatkan pedagang.
Penertiban ini dipimpin langsung Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea, Rabu (3/9/2025). Penertiban kios di Pasar Sentral ini, merupakan langkah tegas dalam rangka mengoptimalkan aset daerah sekaligus menghidupkan kembali pasar yang merupakan pusat perdagangan terbesar di Kota Gorontalo.
Dalam operasi penertiban itu, Wali Kota Adhan Dambea didampingi jajaran pemerintah kota, termasuk Kepala Badan Keuangan, Nuryanto, pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Perdagin), Haryono Suronoto, Kepala Dinas Perhubungan, Hermanto Saleh, Inspektorat, Kepala Bagian Ekonomi, Kaima Camaru, Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ), Husin Ali, Kepala Bagian Pemerintahan, Agresta Matantu, Direktur Perumda Muara Tirta, Lucky Paudi, Camat Kota Selatan, Sumaryadi Tone, Kapolsek Kota Selatan, Danramil Kota Selatan, Lurah Limba UI, Rio Lamusu, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Bhabinsa, dan Bhabinkamtibmas.
Plt. Kepala Dinas Perdagin Kota Gorontalo, Haryono Suronoto menegaskan, pengambil alihan ratusan kios ini bukan keputusan mendadak, melainkan hasil dari proses panjang yang telah dilaksanakan pihaknya.
“Sejak awal kami lakukan pendataan, melayangkan surat edaran wali kota, teguran satu dan dua, hingga surat perintah pengosongan. Kesempatan sudah diberikan sampai 31 Agustus 2025. Tapi, karena banyak kios tetap ditutup, kami ambil langkah tegas untuk menariknya,” ungkap Haryono.
Haryono memastikan kios-kios tersebut, bisa digunakan pedagang baru yang serius memanfaatkan fasilitas pasar.
“Silahkan warga mengajukan permohonan ke Dinas Perdagin. Tujuannya agar Pasar Sentral benar-benar berfungsi optimal dan menjadi pusat perdagangan rakyat yang hidup,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Sentral, Ismail Lalulu, mendukung penuh kebijakan pemerintah.
“Ini hak pemerintah untuk menata pasar. Kami para pedagang sadar kios ini adalah aset daerah. Kalau ada kewajiban yang tidak dipenuhi, wajar kalau kios ditarik,” ujarnya.
Ismail menilai langkah ini sebagai peringatan keras bagi pedagang lain agar tidak membiarkan lapaknya kosong.
“Kalau mau kios tetap ada, segera buka dan manfaatkan. Kami pun siap daftar ulang kalau diberi kesempatan,” tambahnya.
Dalam wawancaranya, Ismail juga berharap kepada Pemkot Gorontalo untuk menggelar kegiatan rutin yang bisa menarik minat warga untuk berbelanja di Pasar Sentral.
“Kalau ada event pemerintah di sini, otomatis pasar jadi ramai. Pedagang pun semangat, dan Pasar Sentral bisa kembali jadi pusat aktivitas ekonomi masyarakat,” pungkasnya.



















