Semarang, 24 September 2025 – Menyambut Hari Tani Nasional, LindungiHutan menegaskan komitmennya mendukung petani sebagai garda depan ketahanan pangan sekaligus pelestari lingkungan melalui program agroforestry dan penghijauan berbasis kolaborasi. Hingga September 2025, komunitas LindungiHutan telah menanam lebih dari 1 juta pohon di 30+ lokasi Indonesia, dengan sebagian besar melibatkan kelompok tani lokal dalam pemeliharaan dan pemanfaatan hasilnya.
Kondisi degradasi lahan pertanian dan hutan di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat, laju deforestasi mencapai 104 ribu hektare per tahun (2022–2023). Situasi ini membuat petani semakin rentan terhadap perubahan iklim, mulai dari gagal panen akibat banjir hingga menurunnya produktivitas tanah. Di sinilah agroforestry hadir sebagai solusi sistem yang menggabungkan pohon dengan tanaman pangan, terbukti meningkatkan pendapatan petani hingga 66% dalam beberapa skema hutan kemasyarakatan (CIFOR-ICRAF, 2023).
“Setiap pohon yang ditanam melalui LindungiHutan tidak hanya menyerap karbon, tapi juga menumbuhkan harapan baru bagi petani. Kami percaya agroforestry bisa menjadi jembatan antara kesejahteraan petani dan keberlanjutan lingkungan,” ujar Miftachur Ben Robani, CEO LindungiHutan.
Melalui kampanye digital, publik dapat berdonasi bibit pohon yang akan ditanam bersama petani mitra di berbagai daerah. LindungiHutan juga memastikan transparansi dengan memberikan laporan berkala, mulai dari foto lapangan hingga estimasi serapan karbon. Dengan demikian, masyarakat dan perusahaan yang berkontribusi dapat langsung melihat dampak nyata aksi mereka.
Hari Tani Nasional menjadi momentum penting untuk memperluas kolaborasi. Melalui agroforestry dan gerakan menanam pohon, kita bukan hanya mendukung petani, tapi juga membangun masa depan Indonesia yang lebih tangguh menghadapi krisis iklim.
Artikel ini juga tayang di VRITIMES