Karir politik dan jabatan Wahyudin Moridu di DPRD Provinsi Gorontalo berakhir, setelah Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI PERJUANGAN Provinsi Gorontalo secara resmi mengumumkan pemecatannya.
Pemecatan tersebut buntut dari video kontraversial Wahyu yang menyatakan bahwa dirinya hendak merampok uang negara bersama selingkuhannya. Hal itu ternyata, berdasarkan aturan PDI Perjuangan, melanggar kode etik partai.
Sekretaris DPD PDI Perjuangan Provinsi Gorontalo, La Ode Haimudin menyampaikan, bahwa partai telah mengambil keputusan dan telah menjatuhkan sangsi berat berupa pemecatan terhadap Wahyu Moridu.
Kata La Ode, pemecatan ini berdasarkan keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) yang secara resmi mengeluarkan sangsi terberat yakni pemecatan.
“Pemecatan sebagai kader PDI Perjuangan karna telah melanggar disiplin partai, norma dan nilai yang harus di junjung tinggi oleh seorang kader partai,” katanya dalam Konferensi Pers di Sekretaris PDI Perjuangan, Minggu (21/09/2025).
Tak hanya itu, La Ode Haimudin juga mengungkapkan, bahwa partai akan mengganti yang bersangkutan (Wahyudin Moridu) secepatnya di kursi DPRD Provinsi Sesuai mekanisme yang berlaku.
“Wahyu akan diganti secepatnya, kita akan jalankan sesuai mekanisme yang berlaku, dan keputusan yang akan duduk di DPRD siapa nanti dilihat berdasarkan hasil mekanismenya,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, La Ode mengingatkan kepada seluruh kader PDIP di Provinsi Gorontalo,bagar selalu menjaga nama baik dan kehotmatan partai. Serta tidak melakukan tindakan yang dapat mencederai kepercayaan rakyat kepada partaibm dan tidak melakukan hal-hal yang merugikan rakyat
“Kepada seluruh kader PDIP di Provinsi Gorontalo, mari kita jadikan peristiwa ini sebagai momentum untuk berbenah, serta meningkatkan kualitas dalam kerja-kerja politik untuk rakyat di Gorontalo. Masih banyak program yang harus di kawal dan di perjuangkan untuk Rakyat Provinsi Gorontalo,” tegasnya.
Sebelum Konferensi ditutup, La Ode mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas peristiwa ini, atas perilaku yang sangat tidak pantas sekali dan menjadikan peristiwa ini sebagai bahan pelajaran penting agar tidak terulang.