HMPV dicurigai sebagai wabah baru yang menunjukkan gejala menyerupai flu. Namun, apa yang harus diwaspadai dari kondisi ini dan bagaimanakah cara pencegahannya?
Sudahkah Anda mengetahui perbedaan HMPV dan virus penyebab infeksi saluran napas yang lain?
Dilansir dari BBC NEW INDONESIA, menurut Ahli epidemiologi, Tjandra Yoga Aditama, mengatakan HMPV dikenal pertama kali pada sebuah publikasi jurnal ilmiah di Belanda, Juni 2001 silam.
Publikasi tersebut berjudul ‘A Newly Discovered Human Pneumovirus Isolated from young Children with Respiratory Tract Disease’.
Setelah karya ilmiah itu terbit muncul temuan lain dari beberapa negara di dunia, seperti di Norwegia, Rumania, Jepang, dan China.
“Para peneliti bahkan memperkirakan bahwa sebelum resmi dilaporkan di 2001 itu maka HMPV sudah puluhan tahun bersirkulasi,” kata Tjandra dikutip dari BBC New Indonesia.
Lebih jauh sebelum HMPV muncul, sudah dikenal Animal Metapneumovirus (AMPV)—dikenal juga sebagai Turkey Rhinotracheitis Virus. HMPV diketahui terdeteksi pada 1978 di Afrika Selatan. Virus ini diketahui menginfeksi populasi Tjandra
“Ini adalah penyakit pada unggas, yang punya 4 sub tipe, dari A sampai D,” kata Tjandra.
“Para pakar berpendapat bahwa penyakit pada manusia akibat HMPV nampaknya akibat semacam evolusi dari AMPV yang sub tipe C,” tambahnya.
Apakah virus ini sudah ada di Indonesia?
Human Metapneumovirus (HMPV) pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001, jadi virus ini relatif baru dalam hal penemuan ilmiah. Namun, meskipun HMPV baru diketahui pada awal abad ke-21, virus ini kemungkinan telah ada jauh sebelumnya, tetapi tidak terdeteksi karena keterbatasan dalam teknologi diagnostik pada saat itu.
Di Indonesia, HMPV kemungkinan sudah ada sejak sebelum virus ini ditemukan secara ilmiah, karena infeksi virus pernapasan seperti HMPV biasanya tersebar secara global dan dapat menyebabkan penyakit pada berbagai populasi di seluruh dunia. Virus ini dapat menyebar dengan cara yang serupa dengan virus pernapasan lain, seperti RSV dan influenza, melalui kontak langsung dan droplet udara.
Reporter : AH
