Aliansi mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus pro Demokrasi melakukan aksi massa di Perlimaan Telaga Gorontalo dengan tagar Indonesia Gelap, Jum’at (28/02/2025).
Dalam aksi yang di gelar, mereka mengkampayekan berbagai problem rakyat indonesia yang di perparah dengan kebijakan rezim baru prabowo-gibran.
Dalam orasi tersebut, massa aksi meminta agar pendidikan gratis lebih di prioritaskan ketimbang makan bergizi gratis. Karena dinilai di paksakan dan sangat membebani rakyat indonesia melalui efisiensi anggaran.
Khalifah Ridho selaku koordinator lapangan mengatakan, bahwa rakyat terus di bebani dengan kebijakan yang serampangan. Begitu juga dengan permasalahan di gorontalo, dimana pemerintah abai bahkan ada campur tangan aparat dalam praktek tambang ilegal di pohuwato yang merusak lingkungan, begitu juga masalah bendungan di bulango ulu yang sampai ini belum di selesaikan.
“Saya menilai pemerintah ugal-ugalan dalam mengeluarkan kebijakan, seakan-akan rakyat indonesia dijadikan bahan percobaan dan pemerintah berlagak pahlawan kesingan ketika kebijakan menimbulkan kegaduhan publik,” ungkapnya.
Ridho juga mengkritik pemerintah yang lalai dalam menangani masalah papua, pemerintah terus memaksakan proyek strategis nasional atau food estate yang terbukti gagal, dan ini justru menambah kasus pelanggaran HAM di indonesia khususnya papua.
Aksi ini sebagai bentuk kemarahan mahasiswa terhadap pemerintah yang lebih condong berorientasi pada pembagian jatah kekuasaan pasca pilpres, di banding berpihak terhadap rakyat kecil.