Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Teknologi

Samuel Bobby Hassan: Sukses Muda Karena “Tidak Sengaja” Terjun Ke Properti Tanpa Modal

3
×

Samuel Bobby Hassan: Sukses Muda Karena “Tidak Sengaja” Terjun Ke Properti Tanpa Modal

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Banyak orang mengira bahwa bisnis properti adalah permainan untuk orang-orang kaya. Modal besar, koneksi kuat, dan pengalaman puluhan tahun seringkali dianggap sebagai syarat wajib. Tapi Samuel Bobby Hassan membuktikan bahwa anak muda pun bisa masuk ke dunia properti, bahkan mulai dari nol.
Di usianya yang belum genap 30 tahun, Bobby kini mobile antara Bali dan Jakarta, menangani berbagai proyek, termasuk pengembangan 25 unit villa di Bali yang ditujukan untuk pasar internasional.
Namun, kisah ini tidak dimulai dari privilese. Justru sebaliknya.

Dari Gagal Cari Kerja ke Properti Mangkrak

Setelah lulus kuliah, Bobby mengalami hal yang akrab bagi banyak fresh graduate: sulit cari kerja. Saat itu, sepupunya menawarkan satu opsi yang terdengar asing dan penuh risiko: belajar bisnis properti.

Example 300x600

“Saya nggak punya modal sama sekali, tapi tetap saya coba,” kenang Bobby.

Alih-alih masuk ke properti konvensional, Bobby justru diarahkan untuk menggeluti segmen yang nyaris tak dilirik orang: properti mangkrak dan aset macet. Banyak yang menganggapnya berisiko, rumit, dan penuh masalah hukum. Tapi Bobby melihat potensi besar di sana.

Setelah belajar cara mengakuisisi dan mengolah properti-properti tersebut, ia sadar bahwa risikonya justru lebih rendah daripada yang orang kira, karena: 1) Ada fisik properti yang jelas, 2) Bisa dibeli jauh di bawah harga pasar, 3) Tidak perlu dijual mahal, sehingga cepat berputar di pasar.

Di dalam wawancara bersama Sekali Seumur Hidup, Bobby membawa satu contoh bagaimana usaha propertinya bekerja. Ia pernah membeli sebuah rumah di Rawa Buaya, Jakarta Barat, yang di pasaran bernilai 2,2–2,5 miliar rupiah, bisa ia beli hanya seharga 700 juta. Margin keuntungannya besar. Kompetitor pun sedikit. “Cocok banget buat anak muda yang pengin untung besar tapi modal terbatas,” ujarnya.

Bukan Sekadar Untung: Bantu Orang Lain, Bantu Diri Sendiri

Bobby tak hanya mencari profit. Lewat akuisisi properti macet, ia justru sering membantu pemilik rumah yang hampir kehilangan segalanya karena gagal bayar kredit.

Salah satu kisahnya terjadi saat pandemi. Sebuah keluarga terancam kehilangan rumah yang nilainya 800 juta. Bobby masuk dengan skema subrogasi, mengambil alih kredit dari bank sebesar 300 juta. Kemudian pemilik rumah melakukan buyback ke Bobby senilai 450 juta. Semua pihak terbantu.

“Bisnis paling sehat adalah yang bisa bikin semua pihak happy,” kata Bobby.

Villa di Bali: Uang Masuk Saat Tidur

Kini Bobby aktif mengembangkan proyek properti di Bali. Kenapa Bali? Karena itu pusat pariwisata global, dan penginapan adalah kebutuhan yang selalu ada.

“Cita-cita saya sederhana: tidur, tapi uang tetap masuk. Dan properti di Bali bisa mewujudkan itu,” jelasnya.

Dengan pendekatan risk-averse, Bobby membangun villa dengan konsep strategis: harga masuk akal, lokasi tepat, dan kualitas unggul. Banyak investor asing tertarik karena selain untuk liburan, properti ini bisa menghasilkan cashflow harian.

Komunitas: Investasi Properti Bisa Dimulai dari Nol

Bobby sadar tidak semua orang bisa langsung membeli properti. Karena itu, ia membangun komunitas untuk mereka yang ingin fast track masuk ke dunia properti, bahkan tanpa modal besar.

“Banyak member yang awalnya cuma bantu cari properti, lalu kami yang bayar semuanya. Mereka dapat komisi,” jelasnya.

Komunitas ini juga membuka peluang patungan antar member, belajar bareng, hingga mentorship langsung dari Bobby. Ia rutin mengadakan event edukatif bagi mereka yang ingin tahu caranya dapat untung dari properti dengan cara yang lebih cerdas dan aman.

Bobby percaya bahwa sukses di bisnis properti tidak dimulai dari besar; justru dari kecil dan konsisten.

“Dulu waktu belum punya kerjaan saya depresi, tapi saya tetap jalan walau gelap. Saya belajar, nanya, dan ikut kelas. Lama-lama nemu juga jalannya,” tuturnya.

Menurutnya, yang paling penting bukanlah seberapa banyak modal yang kita punya, melainkan seberapa tangguh kita dalam belajar dan bertahan. Manajemen waktu, upgrade diri, dan keberanian untuk ambil langkah adalah fondasi utamanya.

Jangan Tunggu Punya Uang, Tapi Mulai dari Sekarang

Samuel Bobby Hassan adalah contoh bahwa bisnis properti bukan hanya milik orang kaya. Siapa pun bisa mulai, bahkan tanpa uang sendiri, asalkan punya niat, ilmu, dan kemauan belajar.

Kalau kamu tertarik terjun ke dunia properti, Bobby membuka pintu melalui komunitas dan event edukasi yang bisa membantumu mulai langkah pertamamu, tanpa harus takut dan tanpa harus kaya dulu.

“Jangan dengerin orang luar sana. Mulai dari kecil, mulai dari sekarang,” tutupnya.

Example 300250

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Example 120x600