BeritaDaerah

Lomba Aduan Layangan Irma Alhidayah Dimulai, Silaturahmi Antar Sesama Pencinta Layangan

170

Gorontalo – Langit sore di Kelurahan Libuo, Kecamatan Dungingi, Kota Gorontalo, dipenuhi deretan layangan yang saling beradu dalam gelaran Lomba Aduan Layangan Dragon Cup 2025. Suara sorakan penonton bercampur riuh angin laut menciptakan suasana meriah yang terasa hingga ke pinggir lapangan.

Kegiatan yang digagas Remaja Masjid Al-Hidayah bersama komunitas Dragon ini langsung mendapat sambutan positif dari pemerintah setempat. Kepala Kelurahan Libuo, Fadly Wijaya Husain, mengatakan lomba tersebut sejalan dengan arahan Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea, agar remaja masjid tidak hanya aktif setelah pelantikan, tetapi terus melahirkan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.

“Apa yang dilakukan adik-adik Remaja Masjid Al-Hidayah ini adalah bentuk kreativitas, sekaligus cara memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia. Kegiatan seperti ini juga menjadi sarana menjauhkan pemuda dari pengaruh minuman keras, dan mendorong mereka untuk menjadi generasi yang kreatif,” ucap Fadly, Jumat (8/8/2025).

Ia mengaku kagum melihat antusiasme warga yang datang. Peserta pun berasal dari beragam usia, mulai dari dewasa hingga orang tua. Lomba akan berlangsung selama tiga hari, 8–10 Agustus, dan turut diramaikan bazar UMKM yang menghadirkan berbagai kuliner dan produk lokal.

“Pedagang mengaku senang karena dagangan mereka laris. Ini artinya, kegiatan seperti ini tidak hanya menumbuhkan silaturahmi, tapi juga berdampak pada ekonomi warga,” tambahnya.

Ketua Remaja Masjid Al-Hidayah, Dimas Sahid Badrussalam, menegaskan bahwa tujuan utama Dragon Cup adalah mempererat hubungan antarpecinta layangan di Gorontalo.

“Di tengah kemajuan era global, kami ingin terus menjaga permainan tradisional seperti layangan agar tidak hilang. Tahun ini ada sekitar 160 peserta, dengan total hadiah Rp 6 juta. Harapannya, kegiatan ini berjalan aman dan lancar sampai hari terakhir,” kata Dimas.

Seiring matahari tenggelam, tali-tali layangan masih menegang di udara, menjadi simbol bahwa tradisi, kreativitas, dan kebersamaan dapat terbang tinggi bersama angin kemerdekaan.

Exit mobile version