Desa Bulotalangi Timur, 23 Agustus 2025 – Upaya pemberdayaan perempuan di pedesaan terus diperkuat melalui kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat. Dosen serta mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG) yang tergabung dalam KKN Tematik II 2025 melaksanakan pelatihan pembuatan tepung jagung bagi kelompok perempuan Desa Bulotalangi Timur, Kecamatan Bulango Timur.
Jagung dipilih sebagai bahan pelatihan bukan karena hasil panen yang melimpah di desa ini, melainkan sebagai alternatif pangan lokal yang mudah diperoleh dan memiliki peluang ekonomi jika diolah dengan tepat. Melalui keterampilan mengolah jagung menjadi tepung, masyarakat terutama kaum perempuan didorong untuk mampu meningkatkan kreativitas, menambah penghasilan keluarga, dan mengurangi ketergantungan pada produk pabrikan.
Kepala Desa Bulotalangi Timur, Jon Karim Adam, S.AP, dalam sambutannya menegaskan pentingnya kolaborasi mahasiswa dengan masyarakat desa. “Program ini bukan sekadar pelatihan teknis, tetapi jalan pembuka bagi lahirnya produk unggulan desa. Kami berharap ibu-ibu bisa melanjutkan keterampilan ini menjadi usaha nyata,” ujarnya.
Dr. Melizubaida Mahmud, S.Pd., M.Si, selaku Ketua Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN Tematik II UNG 2025 bersama anggota Sri Indriyani Dai, SE., ME dan Neva Lionitha Ibrahim, S.AB., M.Pd, menambahkan bahwa kegiatan ini adalah bentuk nyata dari tridarma perguruan tinggi, khususnya pengabdian masyarakat. “Perempuan desa perlu mendapat ruang untuk berkembang. Melalui pelatihan ini, kami ingin memantik kesadaran bahwa hasil pertanian, sekecil apa pun, bisa memiliki nilai tambah jika dikelola dengan inovatif,” jelas Dr. Melizubaida.
Narasumber utama dalam pelatihan ini adalah Marleni Limonu, SP., M.Si, salah satu dosen UNG dari Fakultas Pertanian, Jurusan Ilmu Teknologi Pangan. Beliau membagikan ilmu praktis mengenai teknik pengolahan jagung menjadi tepung, mulai dari tahap pengeringan, penggilingan, hingga pengemasan. Kehadiran beliau menjadi nilai tambah bagi peserta karena dapat belajar langsung dari akademisi yang berkompeten di bidang pangan lokal.
Mahasiswa KKN Tematik II UNG 2025 juga mengungkapkan harapannya agar ilmu yang dibawa tidak berhenti hanya pada pelatihan. “Kami ingin ibu-ibu di Bulotalangi Timur bisa mandiri mengolah jagung menjadi produk yang bernilai. Sebagai mahasiswa, kami belajar bahwa pengabdian bukan hanya memberi pengetahuan, tetapi juga memastikan ada keberlanjutan yang bermanfaat bagi masyarakat, tutur mahasiswa Winda Aprianingsih Aguli, selaku Koordinator Desa.
Peserta pelatihan tampak antusias mengikuti setiap tahapan. Salah satu peserta, Ibu Diana Husain, mengaku mendapatkan pengalaman baru yang membuka peluang usaha. “Biasanya kami hanya menjual jagung apa adanya. Setelah ikut pelatihan ini, kami tahu caranya diolah jadi tepung. Insya Allah bisa kami coba untuk usaha kecil-kecilan,” ungkapnya.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pengabdian mahasiswa bukan sekadar hadir di desa, tetapi menghadirkan solusi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Melalui program KKN Tematik II, UNG berkomitmen untuk terus mengembangkan inovasi yang mendorong kemandirian desa, khususnya dalam penguatan peran perempuan di sektor ekonomi berbasis pangan lokal.